Empat Malam Sebelum Puasa

Monday 24 August 2009 07:16

Tidak pernah terbayangkan betapa bahagianya hari ini setelah mendapat kata pengantar yang manis dari orang paling istimewa untuk hidupku.. beberapa hari lagi sudah akan memasuki hari besar, dan saya pikir perkembangan jiwaku cukup signifikan! Ke arah lebih baik tentunya.. benar bahwa harapan tidaklah pernah berubah sedikitpun hingga saat ini. jika mengingat kembali perjuangan yang telah dilalui, harusnya saat ini menjadi perasaan yang biasa saja. Jika tidak, saya bisa gila karena itu. Saat membantu pembukaan kantor baru di Jakarta utara, sangat nyata terlihat bahwa dunia ini sangat luas. Ternyata saya untuk kesekian kalinya di sadarkan bahwa dunia tidak sesempit hatiku dan tidak sedangkal pikiranku. Indahnya dapat mengenang masa lalu tak seindah menjalani setiap detik dari akhir hidup ini.
Terlalu puitis memang jika saya mengatakan bahwa hidup hanya sekali dan untuk kesekian kali berhentilah mengeluh. Tapi akan lebih puitis jika saya mengatakan, hidup untuk cinta sejati adalah segala-galanya. Jika iman seorang manusia seperti saya dihadapkan pada sebuah situasi memilih untuk diam, tentu saya telah akan membunuh seseorang. Pikirkan saja apa yang akan kamu tulis dan ucapkan kepada setiap orang yang telah membuatmu benci untuk tetap hidup dan sampaikan itu di akhirat. Tuhan tidak pernah melarang seseorang orang untuk berbuat semaunya, hanya Tuhan telah berjanji akan memberi balasan kepada setiap yang berbuat. Pelajaran agama sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga terkesan dewasa mendekati tua, membuat otak sedikit terdogma untuk percaya, yang mana sekarang menjadi hal yang paling membuat saya bingung dan bertanya-tanya! Manakah yang benar dari sekian banyak kebenaran menurut setiap cabang pemikiran? Karena tidak etis jika saya menyatakan, pilih sesuai kata hatimu!
Membuat orang lain bingung lebih mudah dibandingkan, membuat diri kita lepas dari kebingungan. Setidaknya tidak banyak orang yang mampu berjalan sendiri ketika kabut telah menutupi sebagian atau seluruh jarak pandang sebuah nurani. Jika kelak arti kalimat ini telah sampai pada sebuah pembahasan lebih lanjut, saya yakin setiap orang bahkan seorang professor bahasa akan bingung jika melihatnya dari kacamata akademik. Itu sangat jelas karena, nurani tidak pernah dilahirkan dari sebuah diskusi dan penelitian. Nurani selalu berasal dari titik terendah manusia dimata Tuhan. Jika saja saya diberi waktu sedikit saja untuk memimpin malaikat di dunia ini, akan saya berikan seluruh anugerah dan berkah dari Tuhan kepada setiap manusia yang pertama kali menyadari setiap kesalahan yang telah diperbuat. Jika itu dibuat dalam bentuk data statistik akan muncul gambaran nyata, bagaimana seorang manusia menilai diri mereka sendiri. Pembahasan lebih lanjut akan saya berikan kepada orang yang selalu merasa paling benar, maka saya yakin seratus persen jika mereka orang pertama yang akan kehilangan hadiah itu.
Tidak sesedarhana tulisan ini, karena semuanya hanya anggapan yang siapapun bisa melakukannya tanpa sebelumnya membaca pikiran saya. Harapan akan selalu ada kepada setiap pribadi yang memberikan diri mereka kesempatan untuk bangkit keduakalinya setelah terjatuh. Tidak pernah terdengar kata mustahil dalam kamus bahasa, jika saja bukan manusia yang selalu berusaha mencari lawan dari sesuatu. Mencari kebalikan kata dari sebuah hal tidak pernah dianggap prestasi dalam kamus-kamus. Itu hanya, bagian kata lain yang dapat digunakan ketika ingin. Jika saat ini ada kesan si penulis bingung dengan maksud yang disampaikan, itu benar! Caw!

0 comments:

Related Websites

Buy and sell Text Links
Fresh Blogger Templates